Filosofi Kopi, adalah salah satu film box office yang menjadi 'tuan di rumah sendiri'. Ini bukan kali pertama film karya Angga Dwimas Sasongko mendapat apresiasi dan sukses merebut atensi para pecinta film. Totalitas dalam berkarya sudah terbukti dengan banyaknya karya yang meraih nominasi di Festival Film Indonesia, seperti Cahaya dari Timur: Beta Maluku, Hari untuk Amanda, dan masih banyak lagi.
Sineas kelahiran 11 Januari 1985, mulai menunjukkan eksistensinya pada awal tahun 2000-an. Bersamaan dengan pembuatan film secara digital yang mulai merambah Indonesia. Saat itu Angga masih memakai seragam putih abu-abu.
Arus ‘digital moviemaking’ inilah yang membawanya pada semangat untuk membuat film independen. Berbekal handycam, pria berambut gondrong ini bersama teman-temannya mulai ‘meracik’ gambar untuk membuat film pendek.
Saat itu, Angga bersama teman-temannya mengusung cerita tentang semangat dan ambisi anak-anak muda dalam membuat film, meski dengan dana minim dan pengetahuan pembuatan film yang terbilang sempit. Menurut informasi yang dilansir dari Muvila.com, karya tersebut terinspirasi dari film Kuldesak (1998) karya Riri Riza, Mira Lesmana, Nan T. Achnas, dan Rizal Mantovani.
Tidak disangka, film pertamanya ini menang di salah satu festival film. Inilah yang kemudian memacu Angga untuk menyelami lebih dalam tentang dunia perfilman. Sekaligus membawanya kenal lebih dekat dengan banyak pembuat dan kritikus film seperti Erwin Arnada, Salman Aristo, Farishad Latjuba, dan Eric Sasono. Empat orang inilah yang dianggapnya sebagai guru.
Dari mereka lah, Angga belajar banyak dan diperkenalkan pada industri film. Setelah menyelesaikan pendidikannya di tingkat SMA, untuk pertama kalinya Angga berkesempatan menjadi asisten sutradara untuk film garapan Hanung Bramantyo, ‘Catatan Akhir Sekolah’. Sejak saat itu, jalan Angga Dwimas Sasongko semakin terbuka dalam dunia film.
Hingga saat ini, anak kedua dari Sasongko H.M Soedjono dan Agner R. A. tersebut sukses mengarahkan enam film feature panjang. Yakni Foto, Kotak, dan Jendela (2006); Jelangkung 3 (2007); Musik Hati (2008); Hari Untuk Amanda (2010), Cahaya Dari Timur: Beta Maluku (2014) yang meraih penghargaan Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia di tahun yang sama, dan yang terbaru Filosofi Kopi The Movie (2015).
Saat ini, Angga juga mendirikan Visinema Pictures dan menjabat sebagai Chief Executive Officer. Rumah produksi inilah yang menjadi wujud kecintaan dan kepercayaan Angga yang tinggi terhadap dunia perfilman. Selain film, dia juga aktif dalam pembuatan iklan televisi dan video klip.
Melalui film, Angga menemukan kebebasan untuk berkarya. Meskipun begitu, dia juga tidak lupa untuk menuangkan ‘value’ dan misi pada setiap karyanya, tidak terkecuali dalam film Filosofi Kopi. Film ini dibuatnya sebagai usaha untuk 'mengangkat' kopi Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Karena menurutnya, kopi Indonesia adalah kopi terbaik di dunia. Sehingga akan sangat menyedihkan bila masyarakatnya tidak mengenal dan menyukai kekayaan Indonesia sendiri.